Thursday, October 21, 2021

Pindah....

 18 September 2021


Aku percaya, jodoh, rejeki, adalah jalan Tuhan. Aku hanya perlu berusaha sebaik - baiknya lalu menyerahkan segala sesuatunya kepada Sang Maha Kuasa. Seperti semesta, yang berotasi mengikuti kehendak Nya. 

Sudah puluhan tahun yang lalu, aku tentu masih ingat ketika mengucapkan doa, bersimpuh, berurai air mata, untuk bisa memiliki rumah sendiri. Rumah. Bukan yang mewah, bukan yang megah, hanya rumah, tempat aku bisa berbagi cinta dengan orang - orang yang aku sayang, suami dan anak - anak, teman dan sahabat, keluarga. Tempat kami berkumpul, berbagi cerita, berbagi tawa, berbagi tangis. Melakukan hal -hal konyol, berdebat tentang hal - hal yang tidak ada gunanya... RUMAH. 

Hari ini Tuhan mengabulkannya. Hari ini, sepertinya seluruh semesta alam berada di pihak kami. Rasa syukur kami melimpah - limpah hingga meluber kemana - mana. Air mata ini masih menetes, di malam - malam aku bersujud, menghaturkan doa dan syukur.. air mata bahagia, air mata haru. 

Kami akhirnya pindah, ke rumah kami. Rumah pertama kami, setelah sekian lama. 

Rumah yang semoga bisa menjadi tempat kami berbagi cinta, tawa, canda, tangis. Rumah yang akan menjadi saksi, sayap - sayap kecil putri kami menjadi besar. Rumah tempat kami melepaskan anak - anak kami mengepakkan sayap dan terbang lebih tinggi menjelajahi cakrawala. Rumah tempat kami menunggu mereka kembali, disaat mereka lelah membentangkan sayap mereka. 

Rumah yang akan selalu diingat dan dirindukan, Rumah yang selalu bisa menjadi tempat mereka melepas rindu bahkan disaat kami tak lagi ada. 

Terima kasih Tuhan... sejuta syukur tak mampu mengungkapkan rasa yang membuncah dalam hati. 

Tetaplah menjadi terang dalam hidup kami, tetaplah menuntun kami, supaya kami selalu ingat, masa - masa di mana kami berdoa, supaya kami dapat memiliki apa yang kami punya saat ini. 



Wednesday, May 23, 2018

Singapore : Jalan kaki sampai gempor


Perjalanan ini sebenarnya sudah seperti perjalanan cerita mantan, direncanakan berkali - kali, tapi selalu gagal. Faktor kegagalannya banyak, tapi yang paling utama untuk dipersalahkan mungkin saya.

Pertama, ketakutan saya. Saya takut naik pesawat terbang, saya mual dengan aroma pesawat dan keringat dingin bisa keluar saat pesawat mulai bergerak. Demi hal - hal yang akan membuat saya bertingkah laku melebihi orang dusun naik pesawat pertama kali, maka saya mencoba menghindarinya.

Beruntung, pekerjaan saya tidak menuntut saya untuk travel terlampau sering, jadi meski parno sangat, saya masih bisa mengatasinya. Setahun paling banyak 2 kali saya menggunakan pesawat.. itupun saya akan sebisa mungkin menghindarinya. Bandingkan dengan rekan" saya yang bisa tiap bulan travel kesana kemari. Satu kantor sudah paham dengan ketakutan saya yang satu ini, jadi saya cukup beruntung mereka memahami. Meski saya tau, lama - lama mereka gemas juga sama tingkah saya hehehe

Selama ini liburan keluarga kecil saya, selalu menggunakan kendaraan darat. Bahkan ke Bali dan Lombok pun, dilalui via darat. Ada tatapan kagum dari teman- teman sekitar saat mereka mendengar cerita ini, mereka kira, keluarga saya adalah keluarga petualang, padahal........ hahahaha
Sebuah catatan, untuk tidak menilai hanya dari cerita sesaat, karena bisa jadi cerita dibaliknya sangat berbeda hahahaha..

Tetapi anak - anak saya makin besar, saat teman - teman mereka bepergian ke luar negeri, dan pulang dengan oleh - oleh, mereka memperlihatkan dan mengulang cerita teman - teman mereka kepada saya. Mereka memang tidak pernah sepatah katapun meminta, untuk pergi jalan - jalan keluar negeri juga. Tapi saya paham, dalam hati mereka ada sebersit rasa penasaran untuk melihat hal lain di luar dari negeri dimana mereka dilahirkan.

Saya memang menyusun rencana, tapi yah seperti itulah saya... dari passport sudah ditangan sampai akhirnya mati suri. Lalu saya bertekad, demi anak - anak, saya harus mengalahkan ketakutan saya. Akhir Des 2016, bermodal tekad hehehe saya mengurus sendiri perpanjangan passport anak, suami dan saya sendiri ke kanim Jakarta Timur. Seolah takdir pun setuju dengan tekad saya, semua terasa mudah. Hanya 2x saya datang ke imigrasi, saat melakukan perpanjangan dan saat mengambil passport, tanpa calo, tanpa agen... sendiri.  :) 

Urusan passport selesai, saya pun membulatkan hati untuk berangkat. Pilihan pertama saya kemana lagi kalau bukan ke negeri jiran terdekat, Singapura. Kenapa ?
1. sering ada promo tiket murah
2. negerinya cukup aman buat yang baru pertama kali jalan ke LN (terutama anak - anak saya yang sudah ABG)
3. Transportasinya nyaman
4. Areanya tidak terlalu besar, tidak perlu berlama - lama untuk bisa menaklukkan seluruh area.

Planning pertama saya mulai dengan hunting tiket, pilihan jatuh pada libur lebaran. Pro nya : anak - anak tidak perlu bolos sekolah, bisa enjoy maksimal karena tidak perlu mikir, tugas - tugas sekolah dan ulangan, karena memang sedang libur.  Tapi banyak juga Cons nya yaitu : sudah pasti say goodbye pada tiket murah ! Ya.. saya mendapatkan tiket Jetstar Jkt - Sg dengan harga 850rb sekali jalan, padahal kalau sedang promo, harga itu sudah PP, bahkan bisa kurang dari itu dan sudah PP.

Selesai dengan tiket, saya mulai susun itinerary bersama anak - anak sambil mereka mempelajari peta MRT Singapore yang sengaja saya download dan print di lembar A3, supaya mereka punya gambaran. Ternyata ga sulit - sulit amat bagi mereka untuk memahami peta MRT itu, karena sehari - hari, pulang sekolah pun mereka sudah menggunakan KRL di Jakarta.

Nyusun itinerary ini adalah bagian yang paling seru :). Karena ini perjalanan pertama bagi anak - anak, mereka memilih hampir semua tempat wisata yang mereka pernah dengar dari teman - teman mereka. Wilayah Singapore yang seuprit di google map, tampak tertutup oleh titik titik yang dibuat oleh mereka sebagai tanda. Untunglah beberapa minggu sebelum berangkat, berangsur - angsur titik - titik itu berkurang menjadi berikut ini saja :
- Merlion park, Art & Science Museum, OCBC sky bridge in Garden By the Bay, Marina bay mall
  Kami berhasil mengunjungi semuanya di hari pertama.
  Merlion park --> free
  Art & Science Museum -->  tiket dewasa SGD 17 per orang / Anak - anak (siswa sekolah) SGD 12
  per orang. Tiket bisa dibeli online secara langsung di sini.

Pengalaman kami : 
Saya membeli tiket secara go show, karena saya tidak yakin apakah anak - anak benar - benar berminat, tapi saya malah agak beruntung, karena mereka menghitung anak - anak dengan harga singapore resident, seharga SGD 9.6 per orang. Terus terang saya tidak bertanya apa - apa karena saat pihak counter ticket meminta saya membayar, harga yang disebutkan lebih rendah dari hitungan di kepala saya. Baru malamnya, setelah kembali ke hotel dan menghitung - hitung lagi, saya menyadari hal itu.... anyway, thanks... hemat beberapa dollar cukup berarti, bisa buat traktir anak - anak eskrim dan popcorn besoknya xixixi.
Museumnya sendiri sangat memuaskan anak - anak. Museum bukan seperti museum - museum pada umumnya yang cenderung sepi, tenang dan mungkin membosankan.. bukan.. bukan seperti itu. Museum ini lebih mirip playland dimana pengunjung bisa terlibat melakukan hal - hal yang menarik dan melihat hasilnya. Anak - anak saya sangat enjoy  disini, sampai lupa waktu.

- SEA Aquarium, Madame Tussaud Museum dan main luge di  Sentosa Island, Bugis Junction, China Town, kami lakukan di hari kedua
SEA Aquarium, Madam Tussaud saya beli dari Jakarta via agent. Lebih mudah, saya tidak perlu antri. Bila berminat boleh dicoba tanya - tanya ke sini . Harga relatif yah, saya beli dari Jakarta karena saya malas bila harus antri berkali - kali, antri beli tiket, antri masuk.. huaaah, bocen.. :)

Cerita saya : 
SEA Aquarium cukup menyenangkan, anak - anak saya kebetulan suka hewan, dan kemanapun saya membawa mereka ke tempat yang ada animalnya, pasti mereka akan enjoy setengah mati.

Untuk Madam Tussaud mungkin tidak perlu saya ceritakan banyak - banyak, Museum lilin satu ini tersebar banyak di beberapa negara. Di Asia Tenggara saja ada di Singapur dan Thailand. Selain itu, untuk wilayah Asia lainnya ada di Hongkong dan Jepang. Saya tidak yakin, mengapa mereka tidak membuka di wilayah Indonesia, mengingat penduduk kita cukup banyak, pasti banyak yang tertarik..

Nah.. yang terakhir, diluar ekpektasi adalah Luge Sentosa Island, wahana bermain satu ini saya pikir awalnya akan menjadi pengalaman yang paling menyenangkan bagi anak - anak.... tapi ternyata saya salah.. hahaha mereka dongkol sekali disini. Tapi separuhnya sebenarnya karena kesalahan saya.

Saya sengaja tidak membeli tiket dari Jakarta untuk yang satu ini, karena saya tidak yakin apakah saya akan tertarik mencoba atau tidak. Benar saja.. saya tidak tertarik karena harus naik kereta gantung terbuka. Kereta terbuka di ketinggian, ditengah panas matahari, sama sekali bukan saya...
jadilah saya hanya beli tiket untuk 3 orang, anak - anak dan suami.
Apa mau, saat mereka sudah bersiap menaiki luge, tiket terbawa oleh saya, padahal tiket tersebut termasuk naik skyway. Saya tidak pernah menyangka hal itu akan mempersulit mereka.
Jadi setelah rute luge selesai, mereka seharusnya kembali ke titik tempat saya menunggu dengan skyway, tetapi karena tiket ada pada saya, maka mereka tidak diperkenankan naik.. langsung dihusah ke pintu keluar...
Jadilah mereka terpaksa jalan kaki lumayan jauh ke titik saya menunggu.. pantas saja.. saya cukup lama menunggu. Sampai pegal leher saya menatap orang - orang yang turun..
Wah saya kecewa sekali.. tapi tak bisa complain. Suami saya sudah menjelaskan ke pihak luge nya pun tidak dipedulikan, seolah - olah kami adalah pemain gelap. Tapi yah sudahlah.. catatan juga buat saya untuk lain kali.














Sunday, November 27, 2016

Tuna Suwir Pedas






Buat orang yang mood masaknya itu dateng suka - suka, maka menu lauk pauk yang bisa disimpan lama itu biasanya favorit.  Apalagi kalo rasanya mantap. Jadi waktu tetangga menghidangkan menu ini sebagai salah satu menu arisan.. waaah napsu deh. Katanya lauk ini bisa disimpan seperti abon. Saya langsung nanya- nanya kepo sama resepnya. Ini bocorannya... 

Bahan utama:
Ikan tuna / ikan tongkol / cakalang
(Ikan apa saja sebetulnya boleh tp kalau saya lebih suka  menggunakan ikan tuna, tenggiri juga mungkin bisa... tapi saya ga suka, mahal soalnya 😋) 250 gr.
3 lembar daun jeruk purut, sobek" kasar
3 batang daun bawang, iris halus
Minyak untuk menumis
Haluskan bumbu berikut:
7 buah cabai keriting
3 buah cabai rawit merah (boleh tambah kalau suka pedas)
5 butir bawang merah
3 butir bawang putih
1 ruas jahe dan kunyit
1 batang serai, ambil bagian ujung putihnya saja, keprek
Langkah pembuatan:
1. Ikan yang sudah dicuci bersih, lumuri garam dan aur jeruk nipis supaya tidak terlalu amis. Kukus hingga dagingnya berwarna putih.
2.Dinginkan kemudian suwir suwir, duri dan kulitnya tidak digunakan.
3. Panaskan minyak diatas wajan, tumis bumbu halus, kemudian masukkan bumbu daun yang tidak dihaluskan. Kecuali daun bawang. Masukkan daging suwir ikan, tambahkan garam, gula dan kaldu bubuk (bila mau). Adjust rasa sesuai selera. Tambahkan irisan daun bawang. Aduk terus hingga daging ikan tampak kering seperti abon.
4. Bila sudah matang, diamkan sejenak. Begitu dingin masukkan dalam wadah tertutup bila mau disimpan. Simpan dalam lemari pendingin. 
Pengalaman saya, bisa disimpan sampai sebulan dan masih bagus rasanya. Meski kalau tidak sengaja disisakan untuk test penyimpanan, lauk ini tidak pernah bertahan lebih dari 2 hari ðŸ˜”.
Tuna Suwir ini akan lebih mantap bila dimakan dengan nasi putih hangat, kukusan labu muda dan sambel... duh.. nyam nyam deh.. 

Bila mau masak lebih, gandakan saja resepnya.....
Untuk bumbu daun, bila masih terasa amis, bisa dibantu dengan daun kunyit, dirajang halus, tumis berbarengan dengan daun jeruk. Untuk menambah aroma saja.

Friday, December 11, 2015

Itinnerary Jawa Timur ( Dua)

Kabut
Perjalanan menuju Jawa Timur
Seperti yang sudah saya perkirakan sebelumnya ,  perjalanan dari Kediri menuju Probolinggo relatif nyaman, tidak sesulit perjalanan dari Jakarta menuju Kediri yang hadeeeuhhh.. &$%##^& luar biasaaaaaa deeeeh membuat orang yang tidak tabah, menjadi tabah.

Berbekal peta mudik dan google map, kami mulai menyusuri jalan - jalan propinsi Jawa Timur yang muluuus tenan.. Kediri - Jombang - Mojokerto - Porong - Gempol- Pasuruan - Tongas - Ngadisari. Perjalanan saya menyusuri Jawa ini menimbulkan kesan, bahwa semakin ke timur, kondisi jalanan semakin baik. Jalan raya yang lebih bersih, beraspal mulus, marka jalan yang cukup jelas, bahkan saya melihat pengendara motor dengan patuhnya berjalan di dalam garis marka yang sudah disediakan untuk mereka. Melihat hal seperti itu, kok saya malah berpikir sepertinya ada yang salah :)

Perjalanan bisa dibilang lancar, jalan raya yang tidak terlalu padat membuat gw berandai - andai... andai Jakarta seperti ini, mungkin nyaman hidup, emosi ga gampang naik. Sayangnya, suami ga mau terlalu sering berhenti, jadi gw ga bisa mengambil kenang" an dari setiap kota yang gw lewatin.

Bahkan niat "tersembunyi"  untuk mampir di Lapindo, gagal total, karena suami gw males buat ke daerah itu. "Tolong deh, itu kan orang yang lagi kena kesusahan, masak kamu malah mau dateng, foto - foto. Gimana rasanya jadi korbannya," gitu katanya.. iiih sensi deh..

Saking mulusnya perjalanan, gw nyaris tertidur berkali - kali, lupa sama tugas jadi kopilot, tukang baca peta. Peta mudik gw sampe kusut saking seringnya gw lipet - lipet, juga penuh coretan bolpoint merah dan stabillo husssh.. gayamu nak.. dah kayak ranger aja... haha.

Gw baru sepenuhnya bangun, waktu suami gw bilang... "kita udah di jalan raya menuju Probolinggo nih ! Liat - liat dimana belokan ke Tongas !"
Kalau sudah melewati Pasuruan, melewati jalan raya yang tepat disampingnya ada jalan kereta yang dibangun oleh Daendels menggunakan buruh kerja paksa dengan kejam itu.. bersiaplah  membuka mata dan membuka peta. Jangan sampai kelewatan ! Jalan menuju Tongas harusnya sebelum memasuki kota Probolinggo. Jika sudah sampai Probolinggo, bisa dipastikan Bromo anda terlewat brather !!

Dan tak lama kemudian plang lebar, besar namun.... karatan itu terpampang dimuka : "Taman Nasional Bromo Tengger" mungkin begitu tulisannya.. gw ga gitu kebaca, kecuali ada gambar gunung yang gede banget...yang lainnya nyaris hilang ditelan karat.

Belokan menuju Tongas ada di sebelah kanan jalan, bila datang dari arah Pasuruan. Jalan raya itu hanya jalan raya kecil, cukup dimasuki 2 mobil. Sangat berbeda dengan jalan raya Probolinggo yang besar.  Jangan kaget dengan situasinya, karena dari sinilah pengalaman ajaib akan dimulai. Dari jalan raya mulus datar dan membosankan, akan berganti menjadi jalan menanjak... menanjak.. dan menanjak terus...
Dari hawa panas terik udara pesisir pelan - pelan akan berganti menjadi adem.. sejuk.. dingin.. dan.. jreng.. kabut mulai turun...
Buat gw yang hidupnya penuh daya khayal ini, memasuki jalan kecil, berliku ini seperti memasuki sebuah dunia lain, dunia yang berbeda, tak terduga dan ajaib. Layaknya memasuki negeri dongeng..hihihihi lebay!!

Memasuki Desa

Sinar Keemasan di Punggung Bukit
Tips buat yang mau ke Bromo membawa kendaraan sendiri :  pastikan mobil benar - benar sehat. Tanjakannya man !! Ga nahan... tapi bener deh, sepadan dengan apa yang akan kamu temukan di sana.

Hotel yang gw pilih (berdasarkan referensi teman, blog dan tripadvisor) "katanya" merupakan hotel dengan spot terbaik, letaknya strategis, berada tepat di pintu masuk TN Bromo Tengger Semeru. Namanya Hotel Cemoro Lawang (bukan iklan - kalau iklan, harusnya gw nginep gratis waktu itu). Yah memang, segala sesuatu di dunia ini pasti ada plus dan minus.  Hotel yang berada tepat di pintu masuk Taman Nasional, hotel yang memiliki spot terbaik itu, akan berada tepat di ujung jalan menanjak tanpa henti.

Perkenalkan ! Kiri Bromo - Kanan Batok (difoto dari tepat depan Hotel Cemoro Lawang)

Selebihnya mengenai Bromo, tak perlu dituliskan dengan kata - kata... Pictures will describe more..

Sunrise

Awan Gemawan

Caption apa yang pas ?? ^_^ Speechless

Sempurna !!!

Tuhan mencipta

Bukit Teletubbies 

^ Sendiri ^  lokasi : pasir berbisik 




Itinerrary Jawa Timur (1)

Catatan perjalanan - Jatim Road Trip 2012. (Satu)

Mengapa gw sampai khusus meluangkan waktu untuk menulis ini ? Karena bagi gw ini adalah perjalanan spektakuler keluarga gw.. mungkin buat orang lain, ini mah keciiiil.. udah biasa. Tapi buat keluarga gw yang biasa cuma jalan seputar kota doank. Perjalanan kali ini adalah perjalanan darat pertama terjauh dan penuh dengan perjuangan suami gw, pahlawan keluarga gw.

Perjalanan dimulai pukul 5 sore, 2 hari sebelum malam takbiran. Matahari sudah nyaris tenggelam sewaktu kami memasuki toll JORR yang mulai padat dipenuhi kendaraan, tapi kendaraan masih bisa melaju di kecepatan 60-80 km/ jam. Masih relatif menyenangkan.
Sekitar pukul 6 sore kami sudah berada di jalan tol Cikampek, berharap dalam waktu 2 jam ke depan kami sudah bisa keluar dari toll Cikampek dan menerabas Pantura.
Harapan tinggal harapan, beberapa kilometer sesudah melewati cabangan tol Cipularang, kendaraan mulai merapat, tersendat. Pedagang asongan mulai berkeliaran di jalanan. Hffffftt.. pokoknya gw kasih tau aja yah.. kalo kita bisa ngeliat pedagang asongan di jalan tol, jangan seneng dulu. Itu pertanda buruk ! oh ya ?? iya ! itu saatnya jalan tol berubah antara menjadi : terminal besar atau parkiran raksasa.. keduanya bukan pilihan yang bagus kan ??

sekitar pukul 9 malam kami baru bisa tiba di ujung tol Cikampek. Kendaraan dan bus bus besar sudah awut - awutan. Arah kiri menuju patok besi sudah berhenti..ti.. gawat !! Kendaraan kecil dibuang melalui jalur tengah. Gw pun setengah mengomel.. krn gw tau, jalur tengah ini jalannya ga bagus - bagus amat.
Tapi belakangan, gw bersyukur karena mengambil jalur tengah, jalur tengah padat, tapi gw masih bisa jalan  meski kadang terhenti beberapa saat entah karena apa, tapi kemudian bisa kembali jalan. Jawa Barat itu memang luar biasa... butuh waktu lebih dari 5 jam untuk ngubek ngubek jalan kampung barulah kami bisa keluar di brebes.

Matahari baru mulai meninggi saat kami memasuki perkebunan karet Alas Roban, karena perut lapar dan mencegah kaki kram, kami putuskan untuk berhenti sejenak di sebuah pondok, sepertinya warung makanan yang tutup, mungkin karena masih pagi dan lebaran hari pertama pula.
Sebelum berangkat semalam, gw sempatkan membuat nasi goreng, jadi menu sarapan kami pagi itu adalah nasi goreng + telur dadar suwir. Sederhana.. namun rasanya nikmat. Anak" baru kali ini menikmati sarapan pagi ditengah derik tengoret, diantara perkebunan karet. Suasana pagi yang sejuk membuat kami makan lambat- lambat.. sampai suami gw mengingatkan.. "Ayo cepet !! Masih jauh nih.."
Yup !! Tujuan pertama kami masih jauh dari tempat kami sarapan... Kediri !
Begitu suami gw selesai dengan sarapannya, dia pun menghela anak - anak kembali ke dalam mobil. "Yuk, makan di dalam mobil aja" dan lima menit kemudian,termasuk rajukan anak - anak yang agak ogah meninggalkan pengalaman pertama mereka yang menarik.. tapi kami berhasil memasukkan mereka semua kembali ke dalam mobil hahaha...

Perjalanan menyusuri pantura pun berlanjut, atas saran dari teman, kami mencoba tol Bawen yang masih baru, tol Bawen saat itu baru sampai Ungaran, lalu kami lanjut terus melewati kota - kota Salatiga, Sragen, Ngawi , Nganjuk dan berakhir di Kediri.

Perjalanan kami dihiasi oleh deretan sawah yang hijau, panenan semangka yang dijual di sepanjang jalan menuju Sragen saat melintasi kota kecil Gemolong.
Di Nganjuk, kami berhenti sebentar untuk makan siang di sebuah warung ayam bakar yang sederhana. Mungkin karena terlalu lelah dan khawatir tidak keburu sampai, maka makan siang kami pun agak terburu - buru, sampai kami tidak menyadari apa nama warungnya... haha.

Pukul lima sore, akhirnya kami  berhasil memasuki kota Kediri dengan selamat. Perjalanan yang sangat luar biasa, dihitung - hitung, sudah hampir 24jam suami gw nyetir tanpa henti. Kami saja rasanya lelah bukan kepalang, nyaris baal seluruh badan, tak heran ketika kami tiba di hotel, dia langsung gubrak tertidur sampai waktu makan malam.. * Thank you yah sayang...*


Pagi di Puh Sarang

Gunung Liman di kejauhan

Hotel tempat kami menginap di Puh Sarang
Puh Sarang, lebih terkenal sebagai tempat Ziarah umat Katolik. Terdapat Gua Maria Puh Sarang yang disebut - sebut replika mini gua Maria Lourdress di Prancis. Tujuan gw kesana memang ziarah, menyempatkan diri untuk merenungi perjalanan hidup yang telah kami lalui sejenak, sebelum kami lanjut kembali menyusuri hingga tiba perhentian kami selanjutnya.
Salib di perbukitan

Gua Maria Puh Sarang


Gereja Puh Sarang

Pintu Gerbang Gereja


Suasana saat kami datang sangat hening dan sepi, karena memang tak banyak pengunjung. Biasanya pengunjung mencapai puncak di bulan Mei dan Oktober, bulan Maria dan bulan Rosario. Tetapi, kami malah suka dengan suasana begini, tidak ramai, rasanya jadi lebih pol. Tak terasa sudah hampir jam 10 pagi, kami harus segera bergegas.. tujuan kami berikutnya lumayan jauh..  :)  Bromo.

Referensi teman, ada yang menarik dari kota Kediri, namanya Simpang Lima Gumul, atau orang Kediri sering menyebutnya "SLG". Kata teman gw, SLG itu mirip dengan monumen yang ada di kota Paris. Penasaran dengan seperti apa sih SLG itu, kami sempatkan mampir sekedar mengambil gambar. Ternyata begini penampilannya.. sepertinya kalau malam, akan lebih bagus dengan sinar" lampu hias. 

Simpang Lima Gumul - Icon Kediri sekarang


Thursday, April 16, 2015

Menginjakkan kaki di Bromo (....akhirnyaaaaa)

Batok - Bromo - Semeru
  
Buat beberapa orang, mungkin pergi ke gunung cantik satu ini udah seperti pergi ke pasar deket rumah, bulak-balik-bulak-balik lagi... tapi seumur - umur, belom pernah gw denger ada orang bilang.."Bromo lagi ?? Bosen ah.." Suer !! Gw belom pernah denger, tapi kalo elo pernah denger ada yang bilang kayak gitu, tolong dong tanyain, apa sih yang menurut dia ngebosenin dari tempat satu ini ? Gw beneran pengen tau, karena gw sendiri ga pernah nemu alasan untuk bilang..."Bosen aaaahhhh.."

Bromo kali ini adalah yang ke tiga kalinya .. #gamaksudpamer# ( PAMERRRRRR) #grid#

Bromo pertama, saat cinta bersemi di SMA, waktu jaman susah, dompet di kantong terbatas, tapi kaki masih kuat.. jalan kaki booo dari mulai pintu gerbang sampe ke puncaknya, melintasi lautan pasir dengan wajah berbalut selempangan kain, ditemani jutaan bintang - bintang dilangit, menatap bete pada beberapa jeep yang melintas waaazzz wuuuzzz , engga.... engga..! jangan salah kira, I was not envy with the jeep, or the people inside the jeep. .. cuma saat kita lagi susah payah jalan di padang pasir, melawan angin dingin, jam tiga pagi seperti musafir, rasanya pengen ngejitak supir jeep aja yang membuat gw harus setengah mati berusaha supaya ga kelilipan.... :(

Bromo kedua adalah saat gw tripping Jawa - Bali - Lombok overland bareng ortu gw, saat gw masih kuliah. Mereka begitu terpikat sama cerita gw tentang tempat ini, sampe akhirnya memutuskan untuk masukin ini di itinerarry kita. Karena sama ortu, perjalanan gw kali ini agak elit, ga seperti orang susah yang mesti jalan kaki.. tapi gw bisa sewa jeep.. so gw naik JEEP, dan dadah dadah sama yang jalan kaki.. (enggak ding, krn gw pernah ngerasain susahnya, jadi gw cuma diem aja, berpikir itulah penampakan gw bila dilihat dari dlm jeep ini)
Naik jeep ternyata ga nyaman2 amat, selain faktor kecepatan jadi bisa start lebih siang dikit.. (kalau jalan kaki start jalan jam 2 pagi, naik jeep boleh jam 3 pagi),  jeep itu ga gede2 amat, posisi duduk kayak diangkot, suspensinya juga ga kayak sedan yang puk puk kayak marshmallow, alhasil gw yang duduk di pojok belakang selama perjalanan, begitu turun jadi benjol sebelah gara - gara keantuk sama kaca pintu, belom lagi style offroad paris-dakkar yang  bikin nyokap gw teriak - teriak sepanjang jalan %^&*#$

Bromo ketiga adalah saat gw mau menceritakan tempat ini kembali dengan orang - orang yang gw sayang. Krucil - krucil gw.. this is IT !! one of the most amazing place in the world.. ! BROMO.

Beberapa temen gw bertanya, kenapa ga sekalian ke Semeru.. Well, gw belum pernah ke Semeru, karena gw bukan tipikal pendaki gunung. Naik gunung itu ga kayak jalan ke mall, mau naik, langsung jalan. Naik gunung itu butuh Tapa Diri, mempersiapkan diri sebaik mungkin, dan rasanya secara fisik dan mental, gw merasa gw ini bukan pendaki.. gw cuma pejalan, kadang - kadang hiker, masih cetek ilmunya. 
Tapi gw masih berharap gw bisa mampir di Ranu Pane dan Ranu Kumbolonya suatu saat nanti. Tapi untuk saat ini, tempat ini cukuplah buat gw bisa menikmati ciptaan Tuhan yang luar biasa. 




Lautan Pasir

Foto ini adalah satu - satunya foto yang membuat gw terlihat kecil tanpa perlu diet ..^-^

Monday, March 30, 2015


Sunset @ Anyer

Kalau ada yang nanya, "mana yang lebih kamu suka ? Gunung atau laut ?" pertanyaan ini biasanya bikin gw senyap beberapa saat buat mikir.. rasanya kayak gw lagi ditanya, "mana yang kamu lebih suka, ayam bakar ato bebek bakar ?"  .... sigh.. dua - duanya gw suka..... #greedy#

Hmmm.. bukan! Bukan karena gw serakah, tapi keduanya itu buat gw memberikan sensasi yang sama asiknya, sama kerennya dan sama - sama ngangenin..

Gw selalu betah berjam - jam menjelang sunset hanya untuk menikmati sepoi - sepoi angin laut, menikmati suara deru ombak yang khas sewaktu memecah pantai, melihat butiran pasir yang larut dibuai ayunan ombak....&%&%$ gaspppp that's amazing man !!

Gw tinggal di Jakarta, sebetulnya Jakarta itu berbatasan erat dengan laut jawa,yang mana harusnya menikmati laut itu ga sulit - sulit amat...
Tapi coba deh tanya orang Jakarta lainnya, gimana usahanya supaya bisa tenang menikmati hal - hal yang berbau laut tersebut...
Mau yang agak fancy sedikit, mungkin kita bisa ke Ancol yang brrrr bayar man!! Lumayan ngerogoh dompet kalo perginya sekeluarga besar...
Mau yang lebih murah, gratisan ?? hmmmm..mikir ! eitsss.. jangan coba - coba bilang cilincing sebelum tau kayak apa tempatnya.. okelah.. tempat itu tenang sih.. tapi mungkin kurang pas buat ketenangan yang kita, mahluk hidup ini cari.. itu pas buat orang yang sudah memutuskan untuk mengganti alamat rumahnya ke alam lebih baik.
Ini sedih loh.. sedih karena meski gw tinggal di kota yang terletak di Pantura, tapi kalo mau nyari laut aja gw harus susah payah.. :(

Tempat yang paling sering gw datengin adalah Anyer dan Tanjung Lesung. Lumayan dari Jakarta, menempuh waktu tempuh sekitar 2 jam dihitung dari sejak memasuki tol Tangerang.. kalau ngitungnya dari tol dalkot.. yah tambahin aja 2 jam lagi.. #wassalam#

Mendung di pagi hari
Siluet anak Krakatau di kejauhan
Ngapain gw ke Anyer.. yang pasti bukan cuma buat mijet atau ngepangin rambut, tapi buat sekedar duduk diam dan menikmati kebesaran Tuhan, yang bisa bikin gw merasa dekat dengan kehadiran Nya sejenak.



Wednesday, December 17, 2014

Melihat Bidadari di Subang


Kayaknya, kebanyakan tempat tujuan gw itu ditemukan secara tidak sengaja. Mungkin seperti Columbus menemukan Amerika. Kalo dulu Columbus melakukan pencarian dengan duduk di depan meja di atas kapal, mengamati peta sambil terombang ambing di lautan. Nah ! Kalo gw melakukan pencarian dengan duduk di depan laptop,menatap screen laptop sambil terombang - ambing di atas kasur...  #jleb#

Jadi kalo lagi ga ada kerjaan, gw suka browsing2 catper orang, yang rasanya bisa gw jiplak perjalanannya, gw ikutin.. kalo yang engga, yah gw akan terus menabung mimpi. 
Yang memikat hati dari browsing kali ini adalah dua tempat di Purwakarta yaitu Situ Wanayasa dan Curug Sijalu. 
Menurut situs yang gw baca, Situ Wanayasa adalah tempat yang sejuk alami, dengan kontur pegunungan dan dikelilingi bukit - bukit hijau. Sedangkan curug Sijalu yang terletak di kaki gunung Burangrang plus,dibumbui dengan keindahannya sehingga bidadari pun sering turun kesana untuk sekedar mandi dan bercengkrama. Dan bila beruntung, bisa melihat goresan pelangi di permukaan air terjun... woooow, mata gw langsung berbinar kalo udah baca yang beginian, ditambah lokasinya cuma selemparan batu, dilempar sama Rahwana tapinya :) 

Akhirnya dikalahkan oleh rasa penasaran, suatu weekend,  berangkatlah gw pagi - pagi benar, menempuh perjalanan melewati pegunungan dan daratan, perjalanan ini gw rencanakan pulang hari, karena menurut hitungan, gw masih sanggup jalaninnya pulang hari. 
Rute gw, karena pake mobil pribadi, gw lewat tol Cipularang, keluar di Purwakarta. Lalu  dari situ, gw jalan santai aja ngikutin GPS yang udah gw set, nanti akan ngelewatin alun - alun yang asri dan rindang banget. Didepan alun - alun berjajar delman tempo dulu yang bisa disewa untuk sekedar main - main, nanggap angin.... Sayangnya gw ga sempet foto, karena supir gw kebelet sampe :( sebeeel... 
Tapi kalo pada kesana, coba deh mampir sebentar, waktu seakan berhenti disitu, dan tertarik kembali ke masa lalu. 

Untuk menemukan Situ Wanayasa sih, sama sekali ga sulit, karena gw letaknya di tepi jalan raya. Yang agak sulit itu menemukan sang curug.. tapi beruntunglah anak - anak sekarang,terbantu banget dengan teknologi GPS... coba dulu, pasti butuh 7 hari buat kesini doank....

Note : copy paste dari www.tempatwisatadijawabarat.com
Lokasi Curug Cijalu terletak di Desa Cipancar, Kecamatan Sagala Herang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Terletak pada titik Koordinat GPS: -6° 42' 43.00", +107° 35' 49.00"

Note (lagi) : 
Kalau memiliki kendaraan yang memungkinkan, gw saranin buat bawa sepeda gunung (kalo punya) karena rute ke Sijalu ini okeeeh banget buat sepedaan. Kendaraan yang dipake ditinggal aja di desa terdekat, desa Cipancar. Terus ngegowes sampe ke curug. Sepanjang perjalanan, Tuhan sendiri yang akan menjamu dengan lukisan ciptaannya... niat gw sih kalo kesini lagi, gw mau sepedaan aja.. 
Btw, gw cuma saranin sepedaan yah, jangan disalahartikan bahwa dengan begitu elo bisa pake sepatu roda.



Pulau kecil di tengah Situ Wanayasa


Situ Wanayasa

Jalan kendaraan menuju Curug Sijalu sayangnya rusak, gw mau nebeng bidadari, ga ada yang lewat ^-^

Hamparan hijau kebun teh bikin gw mendadak pengen nginep aja disini 

Keren kaaan

Kebun teh

jalan setapak menuju bidadari ... eh.. curug 

Curug Sijalu

ternyata rame juga




Tuesday, December 16, 2014

Mampir ke Semarang (lagi)

"When the time was not perfect, it was actually the most perfect time"  kalimat ini pas banget buat perjalanan gw kali ini. 
Udah mau holiday season, tapi kerjaan seabreg, semua rencana - rencana langsung runtuh seketika. Sedih.. nelangsa ..:(  #yanglebaykeplak#
Tapi berkat kegigihan gw, akhirnya nemu juga cara buat liburan, meski waktunya ga seberapa. Dan kali ini gw bisa ajak ortu gw buat liburan juga. Kemana ? Maunya gw sih ke Spain gitu, ato ke Switzerland.. tapi maaf cuma bisa ke Semarang doang.. gapapalah.. toh sama - sama dimulai dari huruf "S" 

Sebetulnya tujuan utama gw itu adalah suatu tempat bernama "Umbul Sidomukti" di Bandungan, Ungaran. Tapi karena menuju kesana lewat Pantura, gw toh harus melewati Semarang, jadi gw mampirin aja lagi sekalian. 

Tapi gw ga menjelajah terlalu banyak. Gw cuma ke dua tempat. Tempat yang gw anggap paling bikin gw penasaran. Sam Po Kong dan Lawang Sewu. Kenapa ? Karena di kedatangan yang pertama, gw ga bisa masuk ke dalem wiharanya, cuma di halaman aja. Tapi ternyata di kunjungan yang kedua pun sama aja..ga bisa juga :( Sedang dibersihkan begitu katanya. Sedangkan lawang Sewu, karena dulu gw ga berani buat turun ke terowongan bawah tanah di Lawang Sewu, kali ini itu yang akan gw lakukan (mumpung rame - rame hihihihi) Kedua tempat itu sungguh berbenah. karena gw menemukan banyak hal - hal baru yang dulu ga ada... terutama Lawang Sewu, sekarang kondisinya jauh dari kesan seram, meski bila masuk ke dalam, menjelajahi lorong dan ruangan - ruangannya, tetep aja maksa gw buat merinding banget..

Lawang Sewu Tampak dari Jalan raya, Keren kaaan

Note: Terowongan bawah tanah Lawang Sewu ini sebetulnya dibuat bukan untuk penjara bawah tanah, tapi sebagai pendingin ruangan. Jadi sewaktu gedung itu masih berfungsi sebagai kantor Jawatan Kereta Api di jaman Belanda dulu, lorong itu selalu berisi air. Waktu gw masuk, airnya masih ada, sebatas mata kaki. Nah baru saat pendudukan Jepang, tentara - tentara Jepang itu sungguh kreatif, mengubah terowongan itu sebagai penjara dan ruang siksaan :( 
Untuk ikutan tur bawah tanah ini, wajib menggunakan jasa guide dan sepatu boot. 
Dan saran dari gw berdasarkan pengalaman pribadi adalah Tolong deh !! Kecuali ilmu kebatinan udah setinggi gunung, jangan iseng !!  Ikutin aja dengan baik perjalanannya, jangan ngomong sembarangan, apalagi ketawa - ketiwi cekikikan kayak kuntilanak.. Nakutin tau !!! %%$$^$^$!!!!!! 
(soalnya pas gw lagi tur, ada grup lain yang sepanjang tur ketawa cekikikan, ga tau apa yang diketawain .. bikin gw merinding aje)
 Intinya, mereka semua meninggal dengan mengenaskan, jadi mbok yah jangan dijadiin bahan bercandaan, apalagi diketawain.. okeh bro !



Penampakan lorong di dalam gedung


Ratusan pintu

The underground tunnel

Pintu kecil tembus ke sungai di samping gedung Lawang Sewu, diperkirakan ini adalah pintu untuk membuang jasad tawanan langsung ke sungai :( 


Lorong bawah tanah

Sam Po Kong

Red is everywhere