Perjalanan ini sebenarnya sudah seperti perjalanan cerita mantan, direncanakan berkali - kali, tapi selalu gagal. Faktor kegagalannya banyak, tapi yang paling utama untuk dipersalahkan mungkin saya.
Pertama, ketakutan saya. Saya takut naik pesawat terbang, saya mual dengan aroma pesawat dan keringat dingin bisa keluar saat pesawat mulai bergerak. Demi hal - hal yang akan membuat saya bertingkah laku melebihi orang dusun naik pesawat pertama kali, maka saya mencoba menghindarinya.
Beruntung, pekerjaan saya tidak menuntut saya untuk travel terlampau sering, jadi meski parno sangat, saya masih bisa mengatasinya. Setahun paling banyak 2 kali saya menggunakan pesawat.. itupun saya akan sebisa mungkin menghindarinya. Bandingkan dengan rekan" saya yang bisa tiap bulan travel kesana kemari. Satu kantor sudah paham dengan ketakutan saya yang satu ini, jadi saya cukup beruntung mereka memahami. Meski saya tau, lama - lama mereka gemas juga sama tingkah saya hehehe
Selama ini liburan keluarga kecil saya, selalu menggunakan kendaraan darat. Bahkan ke Bali dan Lombok pun, dilalui via darat. Ada tatapan kagum dari teman- teman sekitar saat mereka mendengar cerita ini, mereka kira, keluarga saya adalah keluarga petualang, padahal........ hahahaha
Sebuah catatan, untuk tidak menilai hanya dari cerita sesaat, karena bisa jadi cerita dibaliknya sangat berbeda hahahaha..
Tetapi anak - anak saya makin besar, saat teman - teman mereka bepergian ke luar negeri, dan pulang dengan oleh - oleh, mereka memperlihatkan dan mengulang cerita teman - teman mereka kepada saya. Mereka memang tidak pernah sepatah katapun meminta, untuk pergi jalan - jalan keluar negeri juga. Tapi saya paham, dalam hati mereka ada sebersit rasa penasaran untuk melihat hal lain di luar dari negeri dimana mereka dilahirkan.
Saya memang menyusun rencana, tapi yah seperti itulah saya... dari passport sudah ditangan sampai akhirnya mati suri. Lalu saya bertekad, demi anak - anak, saya harus mengalahkan ketakutan saya. Akhir Des 2016, bermodal tekad hehehe saya mengurus sendiri perpanjangan passport anak, suami dan saya sendiri ke kanim Jakarta Timur. Seolah takdir pun setuju dengan tekad saya, semua terasa mudah. Hanya 2x saya datang ke imigrasi, saat melakukan perpanjangan dan saat mengambil passport, tanpa calo, tanpa agen... sendiri. :)
Urusan passport selesai, saya pun membulatkan hati untuk berangkat. Pilihan pertama saya kemana lagi kalau bukan ke negeri jiran terdekat, Singapura. Kenapa ?
1. sering ada promo tiket murah
2. negerinya cukup aman buat yang baru pertama kali jalan ke LN (terutama anak - anak saya yang sudah ABG)
3. Transportasinya nyaman
4. Areanya tidak terlalu besar, tidak perlu berlama - lama untuk bisa menaklukkan seluruh area.
Planning pertama saya mulai dengan hunting tiket, pilihan jatuh pada libur lebaran. Pro nya : anak - anak tidak perlu bolos sekolah, bisa enjoy maksimal karena tidak perlu mikir, tugas - tugas sekolah dan ulangan, karena memang sedang libur. Tapi banyak juga Cons nya yaitu : sudah pasti say goodbye pada tiket murah ! Ya.. saya mendapatkan tiket Jetstar Jkt - Sg dengan harga 850rb sekali jalan, padahal kalau sedang promo, harga itu sudah PP, bahkan bisa kurang dari itu dan sudah PP.
Selesai dengan tiket, saya mulai susun itinerary bersama anak - anak sambil mereka mempelajari peta MRT Singapore yang sengaja saya download dan print di lembar A3, supaya mereka punya gambaran. Ternyata ga sulit - sulit amat bagi mereka untuk memahami peta MRT itu, karena sehari - hari, pulang sekolah pun mereka sudah menggunakan KRL di Jakarta.
Nyusun itinerary ini adalah bagian yang paling seru :). Karena ini perjalanan pertama bagi anak - anak, mereka memilih hampir semua tempat wisata yang mereka pernah dengar dari teman - teman mereka. Wilayah Singapore yang seuprit di google map, tampak tertutup oleh titik titik yang dibuat oleh mereka sebagai tanda. Untunglah beberapa minggu sebelum berangkat, berangsur - angsur titik - titik itu berkurang menjadi berikut ini saja :
- Merlion park, Art & Science Museum, OCBC sky bridge in Garden By the Bay, Marina bay mall
Kami berhasil mengunjungi semuanya di hari pertama.
Merlion park --> free
Art & Science Museum --> tiket dewasa SGD 17 per orang / Anak - anak (siswa sekolah) SGD 12
per orang. Tiket bisa dibeli online secara langsung di
sini.
Pengalaman kami :
Saya membeli tiket secara go show, karena saya tidak yakin apakah anak - anak benar - benar berminat, tapi saya malah agak beruntung, karena mereka menghitung anak - anak dengan harga singapore resident, seharga SGD 9.6 per orang. Terus terang saya tidak bertanya apa - apa karena saat pihak counter ticket meminta saya membayar, harga yang disebutkan lebih rendah dari hitungan di kepala saya. Baru malamnya, setelah kembali ke hotel dan menghitung - hitung lagi, saya menyadari hal itu.... anyway, thanks... hemat beberapa dollar cukup berarti, bisa buat traktir anak - anak eskrim dan popcorn besoknya xixixi.
Museumnya sendiri sangat memuaskan anak - anak. Museum bukan seperti museum - museum pada umumnya yang cenderung sepi, tenang dan mungkin membosankan.. bukan.. bukan seperti itu. Museum ini lebih mirip playland dimana pengunjung bisa terlibat melakukan hal - hal yang menarik dan melihat hasilnya. Anak - anak saya sangat enjoy disini, sampai lupa waktu.
- SEA Aquarium, Madame Tussaud Museum dan main luge di Sentosa Island, Bugis Junction, China Town, kami lakukan di hari kedua
SEA Aquarium, Madam Tussaud saya beli dari Jakarta via agent. Lebih mudah, saya tidak perlu antri. Bila berminat boleh dicoba tanya - tanya ke
sini . Harga relatif yah, saya beli dari Jakarta karena saya malas bila harus antri berkali - kali, antri beli tiket, antri masuk.. huaaah, bocen.. :)
Cerita saya :
SEA Aquarium cukup menyenangkan, anak - anak saya kebetulan suka hewan, dan kemanapun saya membawa mereka ke tempat yang ada animalnya, pasti mereka akan enjoy setengah mati.
Untuk Madam Tussaud mungkin tidak perlu saya ceritakan banyak - banyak, Museum lilin satu ini tersebar banyak di beberapa negara. Di Asia Tenggara saja ada di Singapur dan Thailand. Selain itu, untuk wilayah Asia lainnya ada di Hongkong dan Jepang. Saya tidak yakin, mengapa mereka tidak membuka di wilayah Indonesia, mengingat penduduk kita cukup banyak, pasti banyak yang tertarik..
Nah.. yang terakhir, diluar ekpektasi adalah Luge Sentosa Island, wahana bermain satu ini saya pikir awalnya akan menjadi pengalaman yang paling menyenangkan bagi anak - anak.... tapi ternyata saya salah.. hahaha mereka dongkol sekali disini. Tapi separuhnya sebenarnya karena kesalahan saya.
Saya sengaja tidak membeli tiket dari Jakarta untuk yang satu ini, karena saya tidak yakin apakah saya akan tertarik mencoba atau tidak. Benar saja.. saya tidak tertarik karena harus naik kereta gantung terbuka. Kereta terbuka di ketinggian, ditengah panas matahari, sama sekali bukan saya...
jadilah saya hanya beli tiket untuk 3 orang, anak - anak dan suami.
Apa mau, saat mereka sudah bersiap menaiki luge, tiket terbawa oleh saya, padahal tiket tersebut termasuk naik skyway. Saya tidak pernah menyangka hal itu akan mempersulit mereka.
Jadi setelah rute luge selesai, mereka seharusnya kembali ke titik tempat saya menunggu dengan skyway, tetapi karena tiket ada pada saya, maka mereka tidak diperkenankan naik.. langsung dihusah ke pintu keluar...
Jadilah mereka terpaksa jalan kaki lumayan jauh ke titik saya menunggu.. pantas saja.. saya cukup lama menunggu. Sampai pegal leher saya menatap orang - orang yang turun..
Wah saya kecewa sekali.. tapi tak bisa complain. Suami saya sudah menjelaskan ke pihak luge nya pun tidak dipedulikan, seolah - olah kami adalah pemain gelap. Tapi yah sudahlah.. catatan juga buat saya untuk lain kali.